Nyeri leher belakang adalah salah satu keluhan yang cukup sering dialami banyak orang, terutama di era digital seperti sekarang.
Kebiasaan kerja di depan komputer, bermain gadget terlalu lama, tidur dengan posisi yang salah, hingga stres dan kelelahan fisik bisa memicu rasa sakit yang mengganggu di area leher bagian belakang.
Jika dulu keluhan ini lebih sering dialami oleh orang dewasa usia 40 tahun ke atas, kini nyeri leher belakang juga banyak ditemui pada usia 20–30 tahun.
Alasannya sederhana yaitu karena gaya hidup modern membuat tubuh kita lebih banyak diam (sedentary lifestyle), namun kepala dan tangan aktif memegang smartphone atau laptop dengan posisi yang kurang ideal.
Walaupun sering dianggap sepele, nyeri leher sebenarnya tidak boleh dibiarkan begitu saja karena kondisi ini bisa mengganggu aktivitas, menurunkan produktivitas, bahkan berpotensi menjadi masalah kronis jika tidak ditangani dengan tepat.
Dalam artikel ini, akan dibahas penyebab, faktor risiko, dan berbagai cara yang bisa dilakukan untuk meringankan sekaligus mencegah nyeri leher kembali muncul.
Apa Itu Nyeri Leher Belakang?
Nyeri leher belakang adalah rasa sakit atau ketidaknyamanan yang muncul di bagian atas tulang belakang, tepatnya di area cervical spine. Sensasi sakit ini bisa berupa nyeri tumpul, pegal, kaku, seperti tertarik, hingga rasa nyeri tajam ketika digerakkan.
Melansir Mayo Clinic, beberapa gejala yang sering menyertai antara lain:
- Kepala terasa berat
- Sulit menoleh atau menengok
- Nyeri menjalar ke bahu atau punggung atas
- Sering sakit kepala (terutama tipe tension headache)
- Sensasi kaku seperti “kejang otot”
- Kesemutan hingga lengan
Jika nyeri muncul terus menerus atau semakin parah, itu bisa menjadi tanda bahwa ada masalah pada otot, saraf, atau struktur tulang.
Penyebab Umum Nyeri Leher Belakang
Ada banyak faktor yang bisa memicu munculnya nyeri leher. Berikut penyebab yang paling sering terjadi:
1. Postur Tubuh yang Buruk
Inilah penyebab nomor satu dari gejala yang satu ini. Saat bekerja terlalu lama dengan posisi membungkuk atau saat menunduk melihat ponsel, beban kepala akan bertambah dan memberi tekanan pada otot leher.
Istilah yang sering digunakan adalah text neck syndrome. Kondisi ini lama-lama menyebabkan otot menegang, peredaran darah terganggu, dan muncullah nyeri.
2. Stres dan Tegang Emosional
Ketika stres, tubuh secara otomatis menegangkan otot, terutama di area leher dan bahu. Jika berlangsung dalam waktu lama, otot bisa mengalami spasme dan menyebabkan rasa sakit.
3. Salah Posisi Tidur
Tidur menggunakan bantal terlalu tinggi, terlalu keras, atau tidur dengan posisi tengkurap bisa membuat otot leher bekerja lebih keras dan menyebabkan rasa kaku saat bangun tidur.
4. Cedera atau Kecelakaan
Cedera seperti whiplash (gerakan kepala maju mundur secara cepat) sering terjadi pada kecelakaan kendaraan dan bisa menyebabkan nyeri yang cukup serius.
5. Kesalahan saat Olahraga
Pemanasan yang kurang atau posisi latihan yang salah bisa memberikan tekanan berlebih pada otot leher.
6. Penyakit atau Gangguan Saraf
Beberapa kondisi medis juga dapat menyebabkan nyeri leher belakang, misalnya:
- Saraf terjepit (cervical radiculopathy)
- Arthritis atau peradangan sendi leher
- Herniated disc (masalah bantalan tulang leher)
Jika keluhan tidak membaik dalam waktu lama, pemeriksaan medis sangat disarankan.
Faktor Risiko yang Memperparah Kondisi
Beberapa kebiasaan berikut membuat seseorang lebih mudah mengalami nyeri leher:
- Duduk terlalu lama tanpa bergerak
- Jarang berolahraga
- Berat badan berlebih
- Kebiasaan merokok
- Pekerjaan dengan repetisi gerakan leher
Semakin banyak faktor risiko, semakin besar potensi nyeri muncul kembali walaupun sudah diobati.
Cara Mengatasi Nyeri Leher Belakang
Berikut langkah-langkah efektif yang bisa dicoba untuk meredakan nyeri yang kamu rasakan:
1. Istirahatkan Otot Leher
Jika nyeri muncul akibat aktivitas berlebihan, hentikan kegiatan yang memicu tekanan. Istirahat 15–30 menit dapat membantu mengurangi ketegangan otot.
2. Kompres Panas atau Dingin
- Kompres dingin cocok untuk nyeri setelah cedera atau pembengkakan.
- Kompres panas cocok untuk otot kaku karena stres atau postur.
Berikan kompres selama 10–15 menit, 2–3 kali sehari.
3. Pijat Ringan atau Trigger Point Massage
Pijatan lembut pada area yang terasa tegang dapat membantu melancarkan aliran darah dan merilekskan otot.
Untuk hasil lebih maksimal, kamu bisa menggunakan balsem atau aromatherapy oil.
4. Latihan Peregangan Leher (Neck Stretching)
Coba beberapa gerakan peregangan sederhana seperti:
- Menggerakkan leher kiri dan kanan perlahan
- Menundukkan kepala ke depan dan ke belakang
- Shoulder roll (mengangkat bahu lalu melingkarkan)
Lakukan gerakan-gerakan itu mulai dari 5–10 menit per hari.
5. Ganti Posisi Duduk dan Tinggi Monitor
Pastikan layar komputer sejajar dengan mata, punggung tegak, dan bahu rileks.
6. Gunakan Bantal Ergonomis
Pilih bantal yang mengikuti bentuk leher, bukan yang terlalu tebal atau tipis.
7. Obat Pereda Nyeri (Jika Diperlukan)
Untuk kondisi tertentu, dokter mungkin memberikan:
- Painkiller ringan
- Relaksan otot
- Terapi fisioterapi
Namun, obat hanyalah solusi sementara, karena gaya hidup menjadi hal utama yang harus diperbaiki terlebih dahulu.
Kapan Harus ke Dokter?
Kamu perlu mencari pertolongan medis jika:
- Nyeri berlangsung lebih dari 2 minggu
- Kesemutan atau mati rasa sampai lengan
- Leher tidak bisa digerakkan sama sekali
- Nyeri disertai demam atau pembengkakan
- Ada riwayat trauma atau jatuh
Ini bisa menjadi tanda masalah yang lebih serius pada tulang atau saraf.
Tips Mencegah Nyeri Leher Kambuh
Agar keluhan tidak terus berulang, coba beberapa kebiasaan sehat berikut:
- Istirahat setiap 30–45 menit saat bekerja
- Olahraga rutin, terutama yoga atau pilates
- Batasi penggunaan gadget dalam posisi menunduk
- Pastikan postur duduk benar
- Perbanyak air minum untuk kesehatan sendi
Kesimpulan
Nyeri leher belakang bukan hanya masalah fisik sederhana, ini merupakan sinyal bahwa tubuh sedang mengalami ketegangan atau postur yang tidak ideal.
Kondisi ini bisa membaik dengan perawatan sederhana seperti beristirahat, kompres, stretching, dan perbaikan gaya hidup.
Namun, jika nyeri berlangsung lama atau mengganggu aktivitas, jangan ragu konsultasi ke tenaga medis untuk penanganan yang lebih tepat. Dengan rutinitas sehat dan postur tubuh yang benar, kamu bisa mencegah nyeri muncul kembali dan menjalani aktivitas dengan nyaman.
Nah, kamu bisa memulai gaya hidup sehat dengan rutin berolahraga di tempat gym seperti FIT HUB yang menyediakan banyak alat gym premium.
Tak perlu takut jika kamu masih pemula, karena ada personal trainer berpengalaman yang siap memandu agar kamu tak cedera saat berolahraga.
Yuk, join jadi member FIT HUB sekarang juga!



