Mengenal Alergi Protein dan Cara Mencegahnya

Mastono

Mastono

Personal Trainer di FIT HUB Nipah Mall Makassar

Sebagai salah satu nutrisi yang penting bagi kesehatan, memperhatikan asupan protein sangat krusial untuk menjaga fungsi tubuh. Namun, tidak sedikit orang yang justru mengidap alergi protein.

Di dalam dunia medis, alergi protein dijelaskan sebagai gangguan yang disebabkan oleh efek samping dari konsumsi protein, terutama dari jenis makanan tertentu.

Seseorang yang mengidap kondisi ini dapat memicu reaksi tertentu, salah satu yang paling umum adalah rasa mual.

Lantas, hal apa saja yang perlu dipahami tentang kondisi ini? Yuk, simak artikel ini untuk informasi lebih lanjut.

Seputar Alergi Protein

Menurut National Library of Medicine, alergi protein merupakan kondisi ketika tubuh tidak mampu mencerna atau memecah asam amino secara efektif.

Jika protein yang dikonsumsi tidak dicerna dengan baik, protein ini dapat bertindak sebagai antigen yang mengakibatkan efek alergi bagi pengidapnya.

Selain melalui makanan yang dikonsumsi, reaksi alergi juga dapat dipicu melalui udara, di mana protein dapat terhirup dan masuk ke tubuh seperti saat makanan dipanaskan.

Meskipun kondisi ini biasanya menyebabkan reaksi ringan yang dapat segera ditangani, dalam kasus yang parah alergi protein dapat sangat berbahaya bahkan mengancam nyawa jika tidak segera diatasi secara cepat dan tepat.

Gejala Alergi Protein

Gejala Alergi Protein.jpg

Pada umumnya, gejala alergi protein dapat diidentifikasi melalui beberapa kondisi. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah pemaparan selengkapnya:

1. Reaksi Kulit

Ruam, biduran, atau eksim merupakan beberapa tanda alergi protein yang paling umum dan sering dijumpai karena dapat langsung muncul.

Di mana kulit bisa memiliki bercak merah yang meradang, bentol-bentol, hingga eksim kronis yang ditandai dengan kulit kering dan rasa gatal yang hebat.

Sering kali, reaksi kulit bisa muncul dalam hitungan beberapa menit hingga jam setelah mengonsumsi protein.

Saat sistem imun bereaksi terhadap protein, tubuh akan melepaskan zat kimia seperti histamin yang menyebabkan peradangan dan gejala kulit yang terlihat.

Selain menyebabkan rasa tidak nyaman, kondisi ini juga dapat menjadi lebih parah jika terus terpapar berulang kali.

2. Gangguan Pencernaan

Gejala alergi protein lainnya berkaitan dengan gangguan pencernaan, diantaranya dapat berupa kembung, mual, muntah, kram perut, hingga diare.

Reaksi alergi biasanya terjadi dengan cepat dan melibatkan sistem kekebalan tubuh, termasuk menyerang lapisan usus.

Ketika sistem imun merespon protein yang masuk ke dalam tubuh, ini dapat memicu peradangan pada saluran pencernaan, dan pada gilirannya dapat menyebabkan beragam jenis gangguan pencernaan.

3. Gejala Pernapasan

Selain menimbulkan reaksi kulit dan gangguan pencernaan, gejala alergi protein juga dapat menimbulkan masalah pada sistem pernapasan.

Pengidap alergi protein berpotensi mengalami mengi, batuk, bersin-bersin, hingga kesulitan bernafas selama reaksi alergi terjadi.

Gejala ini dapat diperparah jika pengidapnya memiliki riwayat penyakit asma, bronkitis, maupun masalah pernapasan lainnya.

Dalam kasus tertentu, gejala pernapasan ini juga terkadang muncul secara bersamaan dengan tanda-tanda alergi lainnya, seperti hidung tersumbat, bersin, atau pilek.

Oleh karena itu, respon yang cepat sangat penting untuk mengatasi gejala ini, terutama ketika tanda-tanda kesulitan bernapas terjadi.

4. Pembengkakan

Gejala alergi protein selanjutnya adalah pembengkakan, dan seringkali terjadi di area wajah, bibir, hingga tenggorokan.

Angioedema merupakan salah satu jenis pembengkakan yang memiliki potensi sangat berbahaya, dan alergi protein dapat menjadi penyebab kondisi ini terjadi.

Pembengkakan jenis ini dapat berkembang dengan cepat, dan akan lebih mengancam jika mempengaruhi saluran pernapasan.

Jika terjadi di tenggorokan atau lidah, hal ini dapat menghalangi pernapasan dan saluran untuk menelan, sehingga diperlukan penangan medis dengan cepat.

Dalam kasus yang parah, pembengkakan akibat alergi protein dapat meningkat menjadi anafilaksis, reaksi alergi yang mengancam jiwa dan memerlukan perawatan darurat segera.

5. Pusing dan Sakit Kepala

Pusing dan sakit kepala merupakan gejala yang cukup sering dikaitkan dengan alergi makanan, termasuk dapat terjadi akibat reaksi alergi protein yang parah.

Gejala ini juga dapat diiringi dengan peningkatan detak jantung, kulit lembap, hingga rasa lelah dan lesu secara fisik dan mental.

Sumber Makanan Penyebab Alergi Protein

Sumber makanan penyebab alergi protein pada dasarnya sangat beragam, baik itu makanan hewani maupun nabati.

Berikut adalah sumber makanan yang diketahui dapat menjadi penyebab alergi protein:

  • Susu, terutama susu sapi
  • Telur
  • Ikan dan kerang
  • Kacang (almond, mete, hazel, kenari)
  • Biji wijen dan biji matahari
  • Gandum
  • Buah (apel, persik, kiwi)

Cara Mencegah Alergi Protein

Cara Mencegah Alergi Protein.jpg

Berikut ini adalah beberapa cara efektif untuk mencegah alergi protein:

1. Mengenali Zat Pemicu Alergi

Sebagai langkah preventif, kenali jenis makanan apa yang dapat memicu munculnya alergi protein sedini mungkin.

Dengan begitu, kamu bisa mengetahui sumber makanan apa saja yang seharusnya dihindari untuk dikonsumsi.

Sebagai contoh, jika kamu mengalami gejala alergi setelah minum susu kedelai, maka sebaiknya kamu mulai menghindari mengonsumsi susu kedelai.

Oleh karena itu, selalu hati-hati dan usahakan untuk membaca label kemasan produk sebelum membeli dan mengonsumsinya.

2. Jaga Kesehatan Usus

Sistem pencernaan memiliki peran penting dalam merespon protein, di mana enzim yang cukup, lapisan usus yang sehat, serta mikrobioma yang seimbang dapat mencegah tubuh bereaksi tidak normal terhadap protein.

Untuk menjaga kesehatan usus, kamu bisa mengonsumsi makanan yang kaya akan probiotik dan prebiotik seperti yogurt, kefir, dan bawang putih.

Obat antihistamin juga bisa jadi opsi yang ideal. Namun untuk mendapatkan hasil yang optimal, sebaiknya berkonsultasilah ke dokter terlebih dahulu.

3. Konsultasi dan Pemeriksaan Berkala

Jangan ragu untuk berkonsultasi dan memeriksakan diri secara berkala, terutama sebelum kamu mengalami reaksi alergi yang parah.

Bagaimanapun, mencegah lebih baik daripada mengobati, jadi jangan sepelekan kesehatanmu dan segera periksakan diri untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Kesimpulan

Selain memperhatikan makanan yang dikonsumsi, aktivitas fisik seperti berolahraga juga jadi cara yang efektif untuk menjaga kebugaran tubuh.

Maka dari itu, mulai berolahraga secara rutin dari sekarang. Daftarkan dirimu menjadi member FIT HUB untuk mendapatkan berbagai benefit, mulai dari pilihan kelas fitness, PT, hingga fasilitas gym yang lengkap.

Membership

Personal Trainer

Kelas

Blog

Jadwal Kelas

Lokasi Klub

Fasilitas

Tentang Kami

Karir

Syarat & Ketentuan

Kebijakan Privasi

FAQs

Brand Partnership

Corporate Membership

[email protected]

[email protected]

[email protected]

Layanan Pengaduan Konsumen