Pernah merasa malas berolahraga karena khawatir akan cedera atau terlalu lelah setelah berolahraga intens? Nah, solusinya adalah dengan berlatih gerakan low impact!
Gerakan low impact adalah jenis latihan fisik yang memberikan tekanan lebih ringan pada sendi dan tubuh secara keseluruhan, tetapi tetap efektif untuk menjaga kebugaran.
Gerakan ini cocok untuk berbagai kalangan, terutama bagi mereka yang baru mulai berolahraga atau yang memiliki kondisi fisik tertentu.
Dalam artikel ini, akan dibahas siapa saja yang cocok melakukan gerakan low impact, serta beberapa contoh gerakannya yang bisa kamu coba.
Apa Itu Gerakan Low Impact?
Gerakan low impact adalah jenis olahraga yang memberikan dampak minimal pada sendi dan tubuh. Olahraga ini seringkali menggunakan gerakan yang lebih lembut dan tidak terlalu membebani tubuh, sehingga cocok untuk semua orang, dari yang pemula hingga yang memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Berbeda dengan olahraga high impact, seperti lari atau lompat-lompat yang memberi tekanan lebih besar pada sendi dan tulang, gerakan low impact cenderung lebih ringan dan aman.
Namun, meskipun melakukan gerakan low impact, tidak berarti intensitasnya rendah. Bersepeda, misalnya, berdampak rendah tetapi dapat dilakukan dengan intensitas yang lebih tinggi, menurut Everyday Health.
Karena itu, jenis olahraga ini tetap bisa membakar kalori dan meningkatkan kesehatan kardiovaskular, kekuatan otot, dan fleksibilitas tubuh.
Siapa yang Cocok Melakukan Gerakan Low Impact?

Nah, pertanyaan pentingnya adalah siapa saja sih yang bisa melakukan gerakan low impact? Jawabannya cukup luas, karena hampir semua orang bisa menikmati manfaat dari gerakan ini! Berikut adalah beberapa kelompok orang yang sangat cocok untuk melakukannya:
1. Pemula Olahraga
Jika kamu baru memulai program olahraga, gerakan low impact adalah pilihan yang tepat. Gerakan yang lembut ini akan membantu tubuh beradaptasi dengan latihan fisik tanpa memberikan stres berlebihan pada sendi atau otot yang belum terbiasa bergerak aktif.
2. Orang dengan Cedera atau Masalah Sendi
Jika kamu pernah cedera atau memiliki masalah dengan sendi seperti arthritis atau nyeri sendi, olahraga low impact bisa jadi pilihan yang sangat baik. Gerakan ini mengurangi risiko cedera dan memberikan waktu bagi tubuh untuk memperbaiki diri tanpa terlalu membebani area yang bermasalah.
3. Lansia
Seiring bertambahnya usia, tubuh cenderung lebih rentan terhadap cedera. Gerakan low impact sangat disarankan untuk lansia karena dapat membantu menjaga kekuatan otot, fleksibilitas, dan keseimbangan tanpa memberikan tekanan berlebih pada sendi atau tulang.
4. Wanita Hamil
Saat hamil, tubuh mengalami banyak perubahan fisik dan beberapa jenis olahraga bisa terasa terlalu berat atau berisiko. Gerakan low impact adalah pilihan yang aman untuk wanita hamil, terutama untuk menjaga kebugaran tubuh, meningkatkan sirkulasi darah, dan mengurangi nyeri punggung atau kram kaki.
5. Orang yang Mengalami Kelebihan Berat Badan
Bagi kamu yang memiliki kelebihan berat badan, gerakan low impact bisa mengurangi risiko stres pada sendi, terutama pada lutut dan pinggul. Olahraga dengan dampak rendah dapat memberikan manfaat maksimal tanpa memperburuk tekanan pada tubuh.
6. Pemulihan Pasca Cedera
Jika kamu sedang dalam tahap pemulihan setelah cedera, gerakan low impact dapat membantu tubuh kembali bugar tanpa memaksakan diri. Olahraga ini dapat memperkuat otot-otot di sekitar area yang cedera dan mencegah kekakuan.
Keuntungan Melakukan Gerakan Low Impact
Gerakan low impact menawarkan banyak keuntungan bagi tubuh, antara lain:
Mengurangi Risiko Cedera
Karena gerakan low impact memberikan tekanan lebih rendah pada sendi dan otot, olahraga ini lebih aman bagi orang yang memiliki masalah kesehatan atau yang baru mulai berolahraga.
Meningkatkan Kesehatan Jantung
Meskipun gerakannya lebih lembut, latihan low impact tetap bisa memberikan manfaat kardiovaskular yang baik, seperti meningkatkan aliran darah, menurunkan tekanan darah, dan memperbaiki fungsi jantung.
Menjaga Fleksibilitas dan Keseimbangan
Beberapa gerakan low impact juga dirancang untuk meningkatkan fleksibilitas tubuh dan keseimbangan yang sangat penting untuk mencegah jatuh, terutama pada lansia.
Meningkatkan Kekuatan Otot
Olahraga low impact seperti latihan kekuatan dengan beban ringan atau menggunakan resistance band bisa membantu memperkuat otot tanpa memberikan beban berlebihan pada tubuh.
Contoh Olahraga Low Impact yang Efektif

Inilah beberapa contoh olahraga low impact yang efektif untuk kamu coba di rumah atau di gym:
1. Berjalan Cepat (Brisk Walking)
Salah satu bentuk olahraga low impact yang paling sederhana dan mudah dilakukan adalah berjalan cepat. Berjalan cepat bisa membantu meningkatkan stamina, kesehatan jantung, dan membakar kalori tanpa membebani sendi. Kamu bisa melakukannya di luar ruangan, di treadmill, atau bahkan di rumah.
2. Bersepeda Statis
Bersepeda statis adalah pilihan olahraga yang bagus untuk mereka yang ingin mendapatkan latihan kardiovaskular yang baik tanpa menambah tekanan pada sendi, terutama lutut. Sepeda statis juga membantu memperkuat otot paha dan kaki, serta meningkatkan kesehatan jantung.
3. Renang
Renang adalah olahraga low impact yang sangat efektif karena air memberikan resistansi alami yang membantu menguatkan otot-otot tubuh tanpa memberikan tekanan pada sendi. Ini adalah pilihan yang sempurna untuk pemulihan cedera atau bagi mereka yang ingin berolahraga dengan aman.
4. Tai Chi
Tai Chi adalah olahraga tradisional dari China yang menggabungkan gerakan perlahan dan pernapasan dalam. Gerakan yang lembut ini tidak hanya baik untuk fisik, tetapi juga untuk kesehatan mental karena melatih fokus dan relaksasi. Cocok untuk semua usia, terutama lansia.
5. Yoga
Yoga adalah latihan yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan fleksibilitas, keseimbangan, dan kekuatan otot tanpa memberikan beban berlebihan pada tubuh. Dengan berbagai pose yang bisa disesuaikan dengan kemampuan tubuh, yoga dapat dilakukan oleh siapa saja, mulai dari pemula hingga yang sudah berpengalaman.
6. Resistance Band Training
Latihan dengan menggunakan resistance band (pita elastis) merupakan gerakan low impact yang sangat efektif untuk memperkuat otot-otot tubuh. Resistance band dapat digunakan untuk melatih berbagai kelompok otot, seperti otot kaki, lengan, dan inti tubuh (core), tanpa memberikan dampak berlebih pada sendi.
7. Squat dengan Kursi
Squat adalah gerakan yang bagus untuk memperkuat otot paha, pinggul, dan bokong. Namun squat yang dilakukan dengan menggunakan kursi sebagai pegangan adalah variasi low impact. Gerakan ini memberikan dukungan ekstra bagi punggung dan lutut sehingga lebih aman dilakukan oleh pemula atau mereka yang memiliki masalah sendi.
8. Step-Up (Naik Tangga)
Step-up atau naik tangga adalah gerakan sederhana dan efektif untuk memperkuat otot kaki, terutama paha dan betis. Jika merasa kesulitan naik tangga biasa, kamu bisa melakukannya dengan menggunakan tangga rendah atau step platform.
9. Elliptical Trainer
Mesin elliptical adalah alternatif olahraga low impact yang sangat efektif untuk melatih jantung, kaki, dan otot tubuh bagian atas tanpa memberi tekanan pada sendi.
Kesimpulan
Gerakan low impact adalah pilihan olahraga yang sangat baik bagi siapa saja, terutama bagi mereka yang baru mulai berolahraga, lansia, atau yang memiliki masalah dengan sendi.
Dengan berbagai pilihan gerakan yang bisa disesuaikan dengan kemampuan tubuh, kamu bisa tetap menjaga kebugaran dan kesehatan tanpa risiko cedera.
Kamu bisa mulai kebiasaan olahraga dengan melakukan gerakan low impact dengan bimbingan personal trainer profesional di FIT HUB. Dengan begitu, kamu bisa terhindar dari risiko cedera dan hasil olahraganya pun lebih maksimal.
Yuk, coba free trial dari FIT HUB sekarang juga dan nikmati fasilitas gym premium serta kelas menariknya!



